Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi serta mengenali perasaan orang lain. Kecerdasan emosional penting dalam pendidikan, kehidupan bekerja dan kesejahteraan mental serta fisik. Dengan adanya EQ, Anda mampu mengenali, memahami dan mengelola emosi serta kemampuan untuk memahami orang lain.

Manfaat Kecerdasan Emosional Anak

Sebagai orang tua, Anda memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kecerdasan anak, baik kecerdasan akademis maupun kecerdasan emosional. Menurut studi kecerdasan emosional memberikan berbagai manfaat bagi anak sepanjang hidupnya, di antaranya:

• Anak dengan kecerdasan emosional tinggi (EQ) cenderung memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi (IQ)
• Anak dengan kecerdasan emosional yang baik akan mudah menjalin pertemanan dan menghadapi setiap masalah yang ditemui sepanjang hidupnya
• Anak dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih sukses saat dewasa, hal ini bahkan telah dibahas melalui studi yang dipublikasikan the American Journal of Public Health, di mana anak yang mau berbagi, bisa bekerja sama, dapat mengikuti petunjuk dan arahan dengan baik sejak usia 5 tahun cenderung lebih sukses dalam hal pendidikan maupun pekerjaan.
• Kecerdasan emosional dapat menurunkan risiko depresi atau problem kesehatan mental lainnya.

Dengan adanya kecerdasan emosional, anak-anak cenderung dapat menenangkan diri sendiri ketika marah atau melewati kesulitan tertentu. Anak-anak juga cenderung lebih bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, yang tentu saja akan berpengaruh besar terhadap kondisi kesehatan fisik.

Bagaimana Meningkatkan Kecerdasan Emosional pada Anak?

Kabar baiknya, kecerdasan emosional dapat ditingkatkan sejak usia dini. Sebagai orang tua Anda hanya perlu mempraktekkan beberapa hal berikut ini:

• Mengajari anak tentang emosinya

Anak-anak perlu belajar membedakan emosinya, apakah mereka sedang marah, malu, senang, takut, berharap, dan sebagainya. Anda bisa membantu untuk menggambarkan perasaan yang dialami anak dengan kata-kata sehingga mereka bisa memahami perbedaan, dan mengerti apa yang dirasakan.

• Menunjukkan empati

Ketika anak merasa sedih atau kecewa, tunjukkan empati kepadanya. Berempati pada anak akan membantu anak untuk melakukan hal yang sama ketika orang lain berada di posisinya. Jadi daripada Anda berteriak dan memintanya berhenti menangis, lebih baik berikan pelukan dan katakan bahwa Anda memahami perasaanya sehingga anak lebih cepat menguasai emosinya.

• Menjadi role model bagi anak

Anak perlu role model untuk memahami perasaan, misalnya ketika marah Anda akan menunjukkan wajah marah, ketika sedih Anda menunjukkan wajah sedih. Anda juga bisa membantu anak memahami melalui gambar mimik wajah dengan aneka emosi yang dirasakan, sehingga anak bisa mengingat setiap perasaan dengan baik.

• Mengajari anak menghadapi masalah

Ketika anak sudah bisa memahami dan membedakan emosi yang dirasakan, Anda bisa mulai mengajari bagaimana menghadapi masalah yang ditemui dan bertahan. Misalnya ketika ia marah, ajarkan bagaimana mengelola amarah dengan latihan pernapasan yang menenangkan. Atau ketika mereka merasa sedih, ajarkan bagaimana mengelola kesedihan sehingga tidak terlampau sedih.

Tak peduli seberapa baik kecerdasan emosional anak Anda, selalu ada ruang untuk meningkatkan dan membuatnya menjadi lebih baik lagi. Karena seiring bertambahnya usia tingkat kesulitan masalah bisa berbeda-beda, maka Anda perlu selalu mengajaknya berdiskusi untuk memecahkan masalah dan memilih strategi terbaik.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!